0
puisi balada
Posted by Unknown
in
tugas
TUGAS PENULISAN KREATIF
PUISI BALADA
Puisi balada ialah puisi sederhana
yang mengisahkan cerita rakyat yang mengharukan kadang-kadang berupa dialog
(Kamus Besar Bahasa Indonesia). Puisi balada adalah puisi yang berkisah tentang
hidup dan kehidpuan manusia, melalui pikiran dan perasaan yang berintikan
budaya universal, dan tidak terikat dengan ruang dan waktu tertentu. Puisi
balada adalah suatu wadah mengungkapkan getaran tabir hidup dalam lingkaran
orbit kehidupan. Banyak penyanyi memilih menggunakan balada sebagai sarana
menuangkan apa yang ada dibenaknya.
Berikut ini contoh puisi balada karya sang maestro
balada kehidupan W.S. Rendra. Puisi ini berisi balada seorang perampok, Atmo
Karpo, yang sedang dikepung para warga desa. Namun, ia tak mau menyerah begitu
saja. Ia hadapi semua orang yang hendak menangkapnya. Darahpun tumpah, baik
dari warga desa maupun Atmo Karpo. Ia pun berkali-kali memanggil nama Joko
Pandan. Begitu muncul keduanya pun bertarung. Pada langkah ketiga, Atmo Karpo
terkulai emas oleh luka di sekujur tubuhnya. Sorak-sorai para pasukan kerajaan
pun menggema. Namun Joko Pandan tetap merasa menyesal, karena ia telah membunuh
bapaknya. Berikut kisah baladanya.
Balada Terbunuhnya Atmo Karpo
Oleh: W.S. Rendra
Dengan kuku-kuku besi kuda menebah perut
bumi
Bulan berkhianat gosok-gosokkan tubuhnya
di pucuk-pucuk para
Mengepit kuat-kuat lutut menunggang
perampok yang diburu
Surai bau keringat basah, jenawi pun
telanjang
Segenap warga desa mengepung hutan itu
Dalam satu pusaran pulang balik Atmo
Karpo
Mengutuki bulan betina dan nasibnya yang
malang
Berpancaran bunga api, anak panah di
bahu kiri
Satu demi satu yang maju terhadap
darahnya
Penunggang baja dan kuda mengangkat kaki
muka.
Nyawamu barang pasar, hai orang-orang
bebal!
Tombakmu pucuk daun dan matiku jauh
orang papa.
Majulah Joko Pandan! Di mana ia?
Majulah ia kerna padanya seorang
kukandung dosa.
Anak panah empat arah dan musuh tiga
silang
Atmo Karpo tegak, luka tujuh liang.
Joko Pandan! Di mana ia!
Hanya padanya seorang kukandung dosa.
Bedah perutnya tapi masih setan ia
Menggertak kuda, di tiap ayun menungging
kepala
Joko Pandan! Di manakah ia!
Hanya padanya seorang kukandung dosa.
Berberita ringkik kuda muncullah Joko
Pandan
Segala menyibak bagi derapnya kuda hitam
Ridla dada bagi derunya dendam yang
tiba.
Pada langkah pertama keduanya sama baja.
Pada langkah ketiga rubuhlah Atmo Karpo
Panas luka-luka, terbuka daging
kelopak-kelopak angsoka.
Malam bagai kedok hutan bopeng oleh luka
Pesta bulan, sorak sorai, anggur darah.
Joko Pandan menegak, menjilat darah di
pedang
Ia telah membunuh bapaknya.
***
Puisi balada ini merupakan puisi yang menarasikan
kisah Atmo Karpo, seorang pencuri yang rela berkorban untuk kepentingan rakyat.
Atmo bukanlah seorang pencuri biasa tetapi ia melakukan pencurian karena ingin
membantu rakyat jelata yang sengsara. Sementara kehidupan di kerajaan penuh
dengan harta yang bergelimang. Malam itu, Atmo Karpo hanya bisa Mengutuki
bulan betina dan nasibnya yang malang. Karena pada malam itu sinar bulan
sangat terang sehingga memudahkan orang untuk mencarinya. Atmo dan warga
terlibat perkelahian sehingga ada pertumpahan darah. Namun, akhirnya Atmo
meninggal akibat sebatan pedang Joko Pandan. Tetapi walau sebenarnya ia telah
berhasil membunuh Atmo, ia malah menyesal bukan bersukacita karena telah
membunuh bapanya.
Pengarang ingin memberikan pelajaran bagi kita
semua. Bahwa sekuat apapun sesorang ketika menghadapi orang yang begitu banyak
akan tetap membuat kita kalah. Selain itu lapis metafisika yang ingin
disampaikan pengarang adalah bahwa dendam membuat seseorang melupakan dengan
siapa mereka berhadapan atau bertarung. Hal tersebut terlihat dari sikap joko
pandan yang tetap saja bertarung bahkan membunuh ayahnya sendiri hanya
gara-gara dendam atas perbuatan ayahnya selama ini.